Total Tayangan Halaman

Minggu, 05 Juni 2011

Education part 3

PERSPEKTIF HUBUNGAN INTERNASIONAL
A. Pengertian Perspektif
Perspektif adalah metode atau pola dalam menata suatu hubungan.
B. Klasifikasi Perspektif Hubungan Internasional
1.  Realisme
Adalah paham yang bersifat anarkis, karena negara dianggap satu-satunya aktor dalam HI. Setiap Negara mendasarkan kebijakanya dalam interpretasi kepentingan nasional yang didefinisikan dalam term of power. Struktur sistem internasional oleh karenanya ditentukan oleh distribusi power antar negara
2.  Neo Realisme
Neorealisme terutama merupakan karya Kenneth Waltz (yang sebenarnya menyebut teorinya “realisme struktural” di dalam buku karangannya yang berjudul Man, the State, and War). Sambil tetap mempertahankan pengamatan-pengamatan empiris realisme, bahwa hubungan internasional dikarakterkan oleh hubungan-hubungan antarnegara yang antagonistik, para pendukung neorealisme menunjuk struktur anarkis dalam sistem internasional sebagai penyebabnya mereka menolak berbagai penjelasan yang mempertimbangkan pengaruh karakteristik-karakteristik dalam negeri negara-negara. Negara-negara dipaksa oleh pencapaian yang relatif (relative gains) dan keseimbangan yang menghambat konsentrasi kekuasaan. Tidak seperti realisme, neo-realisme berusaha ilmiah dan lebih positivis. Hal lain yang juga membedakan neo-realisme dari realisme adalah bahwa neo-realisme tidak menyetujui penekanan realisme pada penjelasan yang bersifat perilaku dalam hubungan internasional. Adalah paham yang menganggap bahwa sanya aktor selain negara pun harus diperhatikan
3.  Liberalisme
Adalah paham yang meyakini bahwa human nature is basically good. Individu kemudian membentuk kelompok dan kemudian menjadi negara. Sejalan dengan human nature yang basically good, negara secara umum bekerjasama dan mematuhi norma serta prosedur internasional yang sudah disepakati bersama. Liberal muncul setelah Perang Dunia I untuk menanggapi ketidakmampuan negara-negara untuk mengontrol dan membatasi perang dalam hubungan internasional mereka. Pendukung-pendukung awal teori ini termasuk Woodrow Wilson dan Normal Angell, yang berargumen dengan berbagai cara bahwa negara-negara mendapatkan keuntungan dari satu sama lain lewat kerjasama dan bahwa perang terlalu destruktif untuk bisa dikatakan sebagai pada dasarnya sia-sia.
4.  Neo Liberalisme
Neoliberalisme berusaha memperbarui liberalisme dengan menyetujui asumsi neorealis bahwa negara-negara adalah aktor-aktor kunci dalam hubungan internasional, tetapi tetap mempertahankan pendapat bahwa aktor-aktor bukan negara dan organisasi-organisasi antarpemerintah adalah juga penting. Para pendukung seperti Maria Chatta berargumen bahwa negara-negara akan bekerja sama terlepas dari pencapaian-pencapaian relatif, dan dengan demikian menaruh perhatian pada pencapaian-pencapaian mutlak.
5.  Radikalisme
Adalah paham yang menyatakan bahwa aksi individu secara umum didasarkan pada kelas ekonomi. Negara adalah agen kapitalisme internasional. Sistem internasional amat terstratifikasi dan didominasi oleh sistem kapitalis internasional
C. Behavioralisme
·    Behavioralisme adalah pendekatan dimana individu baik sendiri maupun dalam kelompok, dipandang memiliki perilaku yang berpola
·    Behavioralis berusaha merumuskan hipotesis yang masuk akal atas perilaku yang berpola ini sehingga dapat diuji secara sistematis dan empiris.
·    Dengan menggunakan metode ilmiah tersebut untuk menjelaskan perilaku manusia, diharapkan dapat diprediksi perilaku masa depan.
·    Pendekatan ini merupakan improvisasi dari cara menjelaskan perilaku dalam HI,But, tahun 1980-1990, pendekatan ini mulai serius dipertanyakan karena mengabaikan nature of man and society, karena keduanya tidak mudah diuji secara empirik.
D. Metode Alternatif
·    Adalah metode yang berkembang karena ketidakpuasan terhadap sejarah, filsafat, perspektif, serta behavioral dalam menjelaskan kejadian dalam masyarakat internasional.
·    Klasifikasi Metode Alternatif
1.   Postmodernisme
·     Adalah metode yang mempertanyakan seluruh konsep negara yang dipandang sebagai fiksi yang dikembangkan para ahli.
·     Memandang bahwa negara tidak bertindak dengan cara yang teregulasi, tapi berdasar cerita yang dikisahkan pada mereka dan perspektif yang menceritakannya.
·     Mendekonstruksi konsep-konsep dasar seperti State, nation, rasionalism, realism dengan mencari makna tersembunyi dari konsep tersebut, sehingga konsep tersebut memiliki makna yang lebih luas (multiple meanings) dan dapat diterapkan dalam beragam realitas (multiple realities)
·     Contoh: Cyntia Weber mendekonstruksikan kedaulatan : konseptualisasi kedaulatan mengalami perubahan secara knstan bergantung pada momen dan sanksi yang mungkin diberikan oleh komunitas lain.
·     Multiple meanings dari kedaulatan dikondisikan oleh waktu tempat, situasi dan sejarah.
·     Pendekatan ini pun berusaha mencari sumber”pnjelasan dari pihak lain yang sebelumnya termarginalkan dalam HI, misal Feminism.
2.   Constructivism
·     Adalah metode yang memandang bahwa sruktur kunci dalam sistem negara bukanlah material melainkan intersubjektif dan intersosial.
·     Kepentingan negara tidak pernah tetap tapi terus berubah
·     Mengembangkan analisis diskursus untuk menjelaskan bagaimana aktor politik menentukan kepentingannya dan bagaimana hal tersebut memodifikasi perilakunya
·     Contoh: Untuk melacak bagaimana dampak dari pembentukan identitas, dilakukan analisis budaya, norma, prosedur, dan praktik sosial. Dengan cara ini digali lebih dalam bagaimana identitas dibentuk dan berubah setiap saat.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar